Banyak isu yang berkembang seputar resesi yang akan terjadi pada tahun 2023 ini dan membuat khawatir pasar. Isu resesi 2023 yang digadang-gadang membuat banyak masyarakat khawatir akan isu perlambatan ekonomi atau bahkan resesi karena lingkungan dan suku bunga yang tinggi akan memberikan tekanan terhadap rupiah. Salah satu pemicunya yaitu pandemi dan kekacauan rantai pasok global akibat perang Ukraina dan Rusia. Properti sebagai sektor padat karya mempunyai peluang sebagai bantalan krisis, sepanjang dikawal oleh berbagai kebijakan pendukung pertumbuhan.
Menurut direktur Eksekutif Lippo Group John Riady antisipasi imbas resesi global terhadap sebuah sektor properti harus mendapat perhatian lebih. Berbagai lembaga dunia, termasuk Dana Moneter International (IMF) dampak dari kenaikan suku bunga yang signifikan dalam waktu yang singkat disertai dengan lonjakan inflasi akan berdampak pada seluruh sektor ekonomi.
Indonesia diprediksikan akan mengalami tantangan kenaikan suku bunga, dan inflasi, namun kondisi negara Indonesia masih lebih stabil jika dibandingkan dengan negara lain. Masih ada secerca harapan dari masalah ini, pasalnya Asia Pasifik merupakan kawasan paling optimis terhadap perkembangan ekonomi. 53% investor real estate di Asia Pasifik memiliki harap dengan adanya dampak positif dari sistem yang akan terjadi kedepannya. Melalui permasalahan ini, banyak sekaliΒ stigma negatif. Namun terlepas dari itu semua, investasi properti masih akan tetap menguntungkan. Menurut Head Of Business and Development Pinhome Albert Karwelo menyatakan bahwa prospek properti masih gemilang. Adanya kabar resesi ini dapat menjadi golden opportunity untuk mendapatkan properti dengan harga dan bunga yang relatif rendah/murah.
Oleh sebab itu jangan ragu untuk melakukan investasi di bidang properti. Adanya berita miring terkait dengan resesi ini, dapat menjadi peluang bagi kalian yang ingin memanfaatkan momentum dengan mencari dan berinvestasi di bidang properti. Jika ingin berinvestasi properti anda dapat melihat lebih lanjut terkait dengan properti perumahan merah ala Jepang pertama di Yogyakarta.